10 Destinasi Wisata Paling Populer Di Papua
AdeevaTravel - Indonesia adalah sebuah negara yang memang kaya akan keindahan alamnya. Sehingga banyak wisatawan mancanegara berbondong-bondong datang ke Indonesia untuk menikmati liburan untuk melihat dan menikmati tempat-tempat pariwisata yang sangat menakjubkan terutama ke wilayah Papua, Indonesia.
Keindahan alam Papua memang masih sangat alami dan mengagumkan. Di Papua Anda dapat menikmati keindahan bawah laut yang sangat lengkap seperti di Raja Ampat, Menyaksikan Gletser tropis di Pegunungan Jaya Wijaya atau menelusuri budaya Papua di Desa Wisata Suwandarek.
Berikut 10 Destinasi Wisata Paling Populer Di Papua yang banyak di datangi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk menikmati keindahan alam Papua.
1. Raja Ampat
Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan yang berlokasi di bagian Barat Pulau Papua, Indonesia. Perairan Raja Empat merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik buat penyelaman di dunia.
Di tempat ini terdapat lebih dari 450 jenis karang keras, 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomotopod crustaceans.
Ada beberapa kawasan terumbu karang yang masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga 90%, yaitu di selat Dampier (selat antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta), Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Tenggara dan Kepulauan Wayag. Tipe dari terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka. Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah, bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan terkena sinar matahari langsung.
Spesies yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda laut katai, wobbegong, dan ikan pari Manta. Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie. Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan ditemani beberapa ekor Pari Manta yang jinak seperti ketika Anda menyelam di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant trevallies dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
2. Taman Nasional Lorenz
Taman Nasional Lorenz adalah Taman Nasional yang terletak di Provinsi Papua, Indonesia. Taman seluas 22,4 juta ha ini merupakan Taman Nasional terbesar di Asia Tenggara yang merupakan salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1999.
Taman Nasional ini merupakan salah satu diantara tiga kawasan di dunia yang mempunyai gletser di daerah tropis yang membentang di puncak gunung setinggi 5.030 mdpl. Selain itu di Taman Nasional Lorenz terdapat 34 tipe vegetasi yang diantaranya hutan rawahutan tepi sungai, hutan sagu, hutan gambut, pantai pasir karang, hutan hujan lahan datar, hutan kerangas, padang rumput hingga lumut kerak.
Selain itu ditempat ini juga banyak ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan dan hewan langka. 630 jenis burung dan 123 jenis mamalia.
Taman Nasional ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi yang ditunjang dengan keanekaragaman budaya yang sangat menggagumkan yang diperkirakan telah berusia 30.000 tahun dan merupakan tempat kediaman dari Suku Nduga.
Anda dapat berkunjung ke Taman Nasional Lorenz ini melalui Timika ke bagian utara menggunakan penerbangan perintis dan kebagian selatan menggunakan kapal laut melalui Pelabuhan Sawa Erma dan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju beberapa lokasi yang ada di Taman Nasional Lorenz. Waktu terbaik berkunjung ke taman ini adalah sekitar bulan Agustus hingga bulan Desember setiap tahunnya.
3. Danau Sentani
Danau Sentani adalah sebuah danau yang terletak dibawah Lereng Pegunungan Cagar Alam Cyclops yang memiliki luas 245.000 ha. Danau Sentani dengan luas 9.360 ha berada pada ketinggian 75 mdpl merupakan danau terluas di Papua.
Keberadaan danau yang sangat mudah di jangkau ini sering kali mengadakan Festival Danau Sentani yang biasanya diselenggarakan pada bulan Juni setiap tahunnya. Pada festival ini Anda akan dapat berkeliling di tengah danau dengan 21 pulau kecil di dalamnya sambil menikmati tarian-tarian adat Papua di atas perahu atau menyaksikan upacara adat seperti penobatan Ondoafi dengan sajian berbagai kuliner khas Papua.
Di danau ini Anda dapat menemukan 30 spesies ikan air tawar dan empat di antaranya merupakan endemik Danau Sentani yaitu ikan gabus Danau Sentani (Oxyeleotris heterodon), ikan pelangi Sentani (Chilatherina sentaniensis), ikan pelangi merah (Glossolepis incisus) dan hiu gergaji (Pristis microdon). Danau Sentani kaya akan beragam biota laut dan sudah dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar. Danau Sentani juga dijadikan lokasi wisata untuk berenang, bersampan, menyelam, memancing, ski air serta wisata kuliner. Di antaraketiga ikan endemik danau sentani yang populasinya semakin menyusut adalah ikan gabus Danau Sentani, hal ini dikarenakan telur ikan ini dimakan oleh ikan gabus dari jenis yang lain.
Keberadaan danau yang sangat mudah di jangkau ini sering kali mengadakan Festival Danau Sentani yang biasanya diselenggarakan pada bulan Juni setiap tahunnya. Pada festival ini Anda akan dapat berkeliling di tengah danau dengan 21 pulau kecil di dalamnya sambil menikmati tarian-tarian adat Papua di atas perahu atau menyaksikan upacara adat seperti penobatan Ondoafi dengan sajian berbagai kuliner khas Papua.
Di danau ini Anda dapat menemukan 30 spesies ikan air tawar dan empat di antaranya merupakan endemik Danau Sentani yaitu ikan gabus Danau Sentani (Oxyeleotris heterodon), ikan pelangi Sentani (Chilatherina sentaniensis), ikan pelangi merah (Glossolepis incisus) dan hiu gergaji (Pristis microdon). Danau Sentani kaya akan beragam biota laut dan sudah dimanfaatkan untuk budidaya ikan air tawar. Danau Sentani juga dijadikan lokasi wisata untuk berenang, bersampan, menyelam, memancing, ski air serta wisata kuliner. Di antaraketiga ikan endemik danau sentani yang populasinya semakin menyusut adalah ikan gabus Danau Sentani, hal ini dikarenakan telur ikan ini dimakan oleh ikan gabus dari jenis yang lain.
4. Teluk Triton
Teluk Triton adalah sebuah teluk yang terletak di Kabupaten Kaimana, Papua, Indonesia. Wilayah ini menjadi terkenal karena adanya surga bawah laut serta warisan budaya di dalamnya.
Teluk yang letaknya tersebunyi di dekat Kampung Lobo memiliki rentetan pulau-pulau kecil batu karang, air yang jernih serta pemandangan pantai dan bawah laut yang sangat menakjubkan. Di tambah panorama yang sangat indah di kala senja menjelang.
Kini surga yang tersebunyi di bumi Papua mulai terkenal oleh para ahli biologi laut, penyelam dan para wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Dengan pemandangan langit yang sangat spektakuler di saat senja, Mereka menjuluki tempat ini sebagai "The Fish Empire" atau "Kota Senja" atau "The Lost Paradise".
Di Teluk Triton Anda dapat menemukan 937 jenis ikan laut yang beberapa diantaranya adalah spesies baru yang hanya Anda dapat temukan di Teluk Triton. Di wilayah ini Anda juga dapat menyaksikan keindahan 492 jenis terumbu karang yang berbeda dan 16 diantaranya adalah jenis baru yang tidak akan Anda temukan ditempat lainnya di dunia.
Selain Pemandangan Bawah Laut Teluk Triton bagaikan surga dunia, Di perairan ini, Anda juga dapat menemukan 27 jenis udang lobster, dan 16 jenis penyu hijau. Keindahan Karang lunak adalah salah satu daya tarik trersendiri di Teluk Triton. Di sini Anda juga akan dapat dengan mudah menemukan Hiu Paus mencari makan serta lukisan kuno dari zaman pra-sejarah di bukit-bukit sekitar Teluk Triton yang melukiskan gambar tangan dan hewan.
Kini surga yang tersembunyi ini mulai dikenal oleh para ahli biologi laut, para penyelam, dan mereka yang suka datang dan menikmati saat-saat matahari terbenam, dengan pemandangan langit yang spekatakuler. Mereka menjuluki lokasi ini sebagai “ The Fish Empire,” selain julukan “Kota Senja”, ada juga yang menyebutnya” The Lost Paradise” Para ahli-ahli itu telah berhasil mengidentifikasi 937 jenis ikan laut dan beberapa di antaranya adalah spesies baru yang hanya bisa ditemukan di Kaimana. Mereka juga telah menemukan 492 jenis terumbu karang yang berbeda dan 16 di antaranya adalah jenis baru yang tidak ditemukan ditempat lain di dunia dan semuanya dalam kondisi sehat, mereka juga menemukan 27 Jenis udang lobster, dan 16 jenis penyu hijau. Teluk Triton ini memang masih belum populer dikalangan pencinta fotografi, atau orang-orang suka perpetualang dibanding lokasi-lokasi wisata pantai dan bawah laut lainnya di Indonesia tetapi sudah cukup banyak wisatawan yang datang berkunjung ke sini, baik wisatawan asing maupun domestik. - See more at: http://mahessa83.blogspot.com/2015/03/menikmati-mentari-senja-di-teluk-triton-kaimana.html#sthash.xLkBKENY.dpuf
5. Danau Paniai
Danau Paniai adalah sebuah wisata danau yang terletak di Kabupaten Paniai, Papua. Danau yang memiliki pemandangan alam yang sangat indah dan terawat dengan sangat baik ini dipuji oleh 157 negara ketika berlangsungnya Konferensi Danau Se-dunia yang diselenggarakan di India pada tahun 2007 lalu.
Danau yang berada di wilayah pegunungan dengan udara yang sejuk pada ketinggian 1.700 mdpl menyimpan banyak jenis ikan air tawar dan udang endemik Papua yang sudah sangat langka.
Bagi Anda yang ingin mengunjungi Danau Paniai, dapat memulai perjalanan dari Kota Enarotali, Ibu Kota Kabupaten Paniai. Dari Kota Enarotali, tersedia dua jalur menuju kawasan Danau Paniai. Pertama, menggunakan jalur darat dengan menyewa bus jenis Mitsubishi Strada yang dapat diandalkan untuk melintasi medan jalan yang terjal dan berkelok-kelok. Kedua, mengambil jalur udara dengan menumpang pesawat AMA dan AMAF jenis Cessna yang bisa mendarat di wilayah dataran tinggi dengan karakteristik landasan dari tanah.
6. Taman Nasional Teluk Cendrawasih
Keanekaragaman ekosistem di kawasan Taman Nasional Laut Teluk Cenderawasih menjadi habitat berbagai jenis flora dan fauna, baik yang dilindungi maupun yang tidak dilindungi. Adapun keanekaragaman fauna yang terdapat di dalam kawasan TNTC meliputi antara lain: terumbu karang sebanyak 200 jenis, ikan 209 jenis, moluska 196 jenis, reptil 5 jenis, mamalia air 3 jenis, burung (Aves) 37 jenis, dan fauna darat 183 jenis.Jenis ikan yang diketahui hingga saat ini sebanyak 209 jenis dari 65 Famili.
Molusca yang tercatat terdiri dari 196 jenis dari 3 klas dan 56 famili, dengan rincian: dari klas Gastropoda atau keong 153 jenis, bivalvia (moluska katup ganda atau kerang) 40 jenis, dan Cephalopoda 3 jenis. Diantara jenis-jenis molusca tersebut yang dilindungi antara lain: dari famili Tridacnidae, yaitu Kima Raksasa (Tridacna gigas), Kima Besar (Tridacna maxima), Kima Tapak Kuda (Hippopus hippopus), dan Kima Lubang (Tridacna coreacea); dari famili Cymatidae, yaitu Triton Trompet (Charonia tritonis); dari famili Cassidae, yaitu Kima Kepala Kambing (Cassis cornuta); dari famili Trochidae, yaitu Lola (Trochus niloticus); dan dari famili Trubinidae, yaitu Batu Laga (Turbo marmoratus).
Pada perairan TNTC juga sering dijumpai Duyung (Dugong Dugon), Lumba-lumba leher botol (Delphinus delphinus), ketam kelapa (Birgus latro), ikan kakatua besar (bumphead parrotfish; Bolbomethopon nuricatum), pari rajawali totol (Aetobatus narinari), pari manta (Manta birostris), hiu reef whitetip (Triaenodon obesus), hiu blacktip (Charcarinus melanopterus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan buaya muara (Crocodylus porosus).
Adapun jenis-jenis penyu yang sering dijumpai, antara lain: Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik Semu/Lekang (Lephidochelys olivaceae), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea).
Molusca yang tercatat terdiri dari 196 jenis dari 3 klas dan 56 famili, dengan rincian: dari klas Gastropoda atau keong 153 jenis, bivalvia (moluska katup ganda atau kerang) 40 jenis, dan Cephalopoda 3 jenis. Diantara jenis-jenis molusca tersebut yang dilindungi antara lain: dari famili Tridacnidae, yaitu Kima Raksasa (Tridacna gigas), Kima Besar (Tridacna maxima), Kima Tapak Kuda (Hippopus hippopus), dan Kima Lubang (Tridacna coreacea); dari famili Cymatidae, yaitu Triton Trompet (Charonia tritonis); dari famili Cassidae, yaitu Kima Kepala Kambing (Cassis cornuta); dari famili Trochidae, yaitu Lola (Trochus niloticus); dan dari famili Trubinidae, yaitu Batu Laga (Turbo marmoratus).
Pada perairan TNTC juga sering dijumpai Duyung (Dugong Dugon), Lumba-lumba leher botol (Delphinus delphinus), ketam kelapa (Birgus latro), ikan kakatua besar (bumphead parrotfish; Bolbomethopon nuricatum), pari rajawali totol (Aetobatus narinari), pari manta (Manta birostris), hiu reef whitetip (Triaenodon obesus), hiu blacktip (Charcarinus melanopterus), paus biru (Balaenoptera musculus), dan buaya muara (Crocodylus porosus).
Adapun jenis-jenis penyu yang sering dijumpai, antara lain: Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata), Penyu Hijau (Chelonia mydas), Penyu Sisik Semu/Lekang (Lephidochelys olivaceae), dan Penyu Belimbing (Dermochelys coriacea).
7. Lembah Baliem
Lembah Baliem merupakan lembah di pegunungan Jayawijaya. Lembah Baliem berada di ketinggian 1600 meter dari permukaan laut yang dikelilingi pegunungan dengan pemandangannya yang indah dan masih alami. Suhu bisa mencapai 10-15 derajat celcius pada waktu malam.
Lembah ini dikenal juga sebagai grand baliem valley merupakan tempat tinggal suku Dani yang terletak di Desa Wosilimo, 27 km dari Wamena, Papua. Selain Suku Dani beberapa suku lainnya hidup bertetangga di lembah ini yakni Suku Yali dan suku Lani.
Lembah adalah sekitar 80 km panjang sebesar 20 km dengan lebar dan terletak di ketinggian sekitar 1,600-1,700 m, dengan populasi sekitar 100.000 jiwa.
Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk Anda nikmati.
Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Awalnya pertama kali digelar tahun 1989. Yang istimewa bahwa festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang.
Untuk mencapai lembah yang eksotik ini Anda harus mencapai Jayapura terlebih dahulu. Dan untuk mencapai Wamena, ada banyak sekali pilihan penerbangan, seperti Trigana, MAF, AMA, Yajasi, Manunggal Air, atau pesawat Hercules.
Tapi jangan kaget bila di Wamena harga barang masih begitu tinggi, Untuk makan di warung kelas warteg, Anda bisa menghabiskan sekitar Rp 25.000 atau sekitar dua kali lebih mahal daripada Jakarta. Semua harga di Wamena lebih tinggi daripada di tempat lain karena semua barang datang melalui udara. Wamena belum punya hubungan darat dengan tempat lain, termasuk ibu kota Papua, Jayapura.
Lembah ini dikenal juga sebagai grand baliem valley merupakan tempat tinggal suku Dani yang terletak di Desa Wosilimo, 27 km dari Wamena, Papua. Selain Suku Dani beberapa suku lainnya hidup bertetangga di lembah ini yakni Suku Yali dan suku Lani.
Lembah adalah sekitar 80 km panjang sebesar 20 km dengan lebar dan terletak di ketinggian sekitar 1,600-1,700 m, dengan populasi sekitar 100.000 jiwa.
Festival Lembah Baliem awalnya merupakan acara perang antarsuku Dani, Lani, dan Suku Yali sebagai lambang kesuburan dan kesejahteraan. Sebuah festival yang menjadi ajang adu kekuatan antarsuku dan telah berlangsung turun temurun namun tentunya aman untuk Anda nikmati.
Festival Lembah Baliem berlangsung selama tiga hari dan diselenggarakan setiap bulan Agustus bertepatan dengan bulan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia. Awalnya pertama kali digelar tahun 1989. Yang istimewa bahwa festival ini dimulai dengan skenario pemicu perang.
Untuk mencapai lembah yang eksotik ini Anda harus mencapai Jayapura terlebih dahulu. Dan untuk mencapai Wamena, ada banyak sekali pilihan penerbangan, seperti Trigana, MAF, AMA, Yajasi, Manunggal Air, atau pesawat Hercules.
Tapi jangan kaget bila di Wamena harga barang masih begitu tinggi, Untuk makan di warung kelas warteg, Anda bisa menghabiskan sekitar Rp 25.000 atau sekitar dua kali lebih mahal daripada Jakarta. Semua harga di Wamena lebih tinggi daripada di tempat lain karena semua barang datang melalui udara. Wamena belum punya hubungan darat dengan tempat lain, termasuk ibu kota Papua, Jayapura.
8. Pantai Bosnik
Pantai Bosnik adalah pantai yang sangat indah dan menawan yang terletak di Desa Woniki, Biak Timur, Papua, Indonesia. Di pantai ini Anda juga dapat menikmati pemandangan bawah lautnya yang masih sangat alami dengan terumbu karang dari berbagai jenis. Di pantai dengan pasir putihnya yang sangat lembut dan berkilau Anda dapat berjemur dengan rasa nyaman sambil di iringi semilir angin pantai.
9. Pulau Rumberpon
Pulau Rumberpon adalah pulau yang sangat indah dan menawan yang terletak di sebelah utara Kabupaten Teluk Wondama dan berbatasan dengan Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Pulau Rumberpon memiliki garis pantai yang sangat indah dengan pasir putihnya yang bersih dan berkilau. Di pantai ini Anda dapat melakukan aktivitas pantai dengan rasa nyaman seperti berenang, snoorkeling, scuba diving, berselancar, jet sky hingga memancing.
Bukan hanya itu, perairan di pulau ini sangat jernih dan di sekitar pulau dikelilingi oleh terumbu karang dengan profil dasar laut yang landai sepanjang 100 meter.
10. Desa Wisata Suwandarek
Desa Suwandarek adalah sebuah Desa Wisata yang berada di bagian barat Pulau Waisal, Kabupatan Raja Ampat, Papua Barat. Di desa ini Anda dapat menyaksikan rumah-rumah beratap daun jerami. Bukan itu saja di desa ini juga terdapat sebuah danau berair asin yang dikenal dengan nama Danau Yenauwyau dan karang yang sangat indah yang letaknya ada dibagian belakang desa.
Selain memiliki panorama desa yang sangat indah, Tempat ini juga banyak menjajakan cindera mata khas Papua seperti tas atau topi yang dibuat sendiri oleh penduduk desa. Cindera-cindera mata di desa ini menggunakan bahan-bahan alami yang ada di sekitar desa seperti daun pandan laut.
Untuk dapat mencapai tempat ini Anda bisa menggunakan jalur udara atau darat ke kota Sorong. Dari Sorong, Anda bisa menggunakan jalur laut dengan menggunakan kapal motor atau speed boat dengan lama perjalanan sekitar 2 jam ke Desa Suwandarek.
Nah itulah 10 Destinasi Wisata Paling Populer Di Papua sebagai referensi untuk liburan Anda ke Pulau Papua, Indonesia yang sangat sayang untuk Anda lewatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar